LOCAL FOOD


1. KUE BARONGKO


Barongko adalah kue yang terbuat dari campuran pisang raja atau pisang kepok yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir dan garam yang dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus. Biasanya disajikan dalam keadaan dingin setelah disimpan di kulkas, namun ada juga yang suka menyantapnya selagi masih hangat.

Orangtua kita dulu sering menghidangkan kue barongko sebagai makanan penutup bagi raja-raja Bugis-Makassar. Selain itu kue ini biasa dihidangkan juga dalam pesta adat, pernikahan, khitanan, mappanre temme’, aqiqah dan sebagainya.

Meskipun terlihat sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko ini mempunyai nilai filosofis yang sangat tinggi. Bahan utamanya terbuat dari pisang, bungkusannya pun terbuat dari daun pisang. Ini memliliki makna bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang akan dilakukan. Hal itu selaras dengan hadits Rasulullah SAW berikut :

Rasulullah SAW telah bersabda : “Iman adalah pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan anggota badan.” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani)

Makna filosofis kue barongko dalam bahasa Inggris yaitu, say what you feel, do what you say and feel what you do. Sudah sepatutnya kita memaknai filosofi kue barongko dalam berkehidupan sehari-hari. Jadi jangan mengaku pecinta kuliner kalau belum pernah mencoba lezatnya kue barongko dan memaknai nilai filosofisnya.


2. KUE BURONCONG


Cara membuat kue buroncong ini adalah dengan memanggangnya dalam cetakan di atas bara api yang berasal dari kayu bakar. Kue buroncong saat ini agak sedikit sulit untuk ditemukan, tapi ternyata masih banyak orang yang menggemari kue ini. Menikmati kue buroncong bisa menjadi salah satu alternatif untuk bernostalgia tentang masa lalu.

Konon kue ini sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu, malah mungkin ratusan tahun lalu oleh masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Memang belum ada sumber atau data yang tahu betul kapan asal mula pastinya kue tradisional ini ditemukan.

Kue ini punya beberapa nama lain seperti buroncong, baroncong atau guroncong. Nama-nama tersebut adalah penyebutan orang Bugis untuk kue tersebut. Kue buroncong dulunya dijajakan secara berkeliling menggunakan gerobak dorong atau pikulan. Penjual Kue buroncong akan berkeliling pada pagi hari dan siang hari untuk mencari pembeli. Tapi sekarang sudah banyak penjual yang membuka dagangannya di rumah. Jadi, kita tidak perlu lagi untuk menunggu lama mereka muncul jika kita ingin menikmati Kue buroncong ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Food termonology

sous vide

LOCAL FOOD